PENDAKIAN GUNUNG KARANG
OPERASI BERSIH DAN BAKTI SOSIAL
BERSAMA APEX BANTEN
- Kami Memilih Jalur Pendakian Kaduengang
Desa Kaduengang |
Jalur Kaduengang merupakan jalur pendakian paling digemari oleh para pendaki karena trek menuju puncak lebih pendek namun memiliki trek begitu menantang. Di desa ini juga para pendaki dapat melihat indahnya gemerlap kota Serang, Pandeglang dan Cilegon sampai terlihat Pelabuhan Merak. Waktu tempuh dari Kaduengang biasanya akan mengahabiskan 5 - 6 jam untuk mencapai Puncak Sumur Tujuh tergantung kondisi cuacanya. Setelah anda datang ke Desa Kaduengang, pendakian dimulai dengan jalan desa yang menanjak, pos 1 ditandai dengan adanya menara tower dekat rumah salah satu sesepuh yang dapat pendaki minta untuk memimpin ziarah.
Rumah Sesepuh Kaduengang / Juru Kunci Gn Karang |
sebelum melanjutkan pendakian disarankan agar berziarah terlebih dahulu ke makam atau petilasan Pangeran TB. Jaya Raksa ( entahlah itu makam atau sekedar tempat petilasan yang pasti suasana mistis gunung karang sudah terasa.....), makam atau petilasan yang kita ziarahi tersebut berada tepat di sebelah kanan jalur pendakian Kaduengang. Baru pertama kali kita naik gunung di sarankan untuk ziarah terlebih dahulu dan disambut suasana mistis hihihiiiii serem.... tujuannya sih satu ya untuk keselamatan.
Makam atau petilasan TB. JAYA RAKSA |
Awal pendakian seperti biasanya kita akan melewati kebun-kebun warga yang bertani di lereng gunung, pertanian biasanya merupakan sumber usaha utama bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung dan disinilah awal kita merasa merdeka karena terputus dari dunia luar ( kerjaan,bos, panggilan meting mendadak, tagihan kredit dan masalah lainnya yang timbul akibat bunyi dering handphone heheeee). Suasana dan udara yang sangat segar dan sejuk khas pegunungan menjadi salah satu kenikmatan ketika kita mendaki gunung. Setelah kita berjalan selama kurang lebih 1 jam melewati perkebunan yang pertama kemudian kita akan memasuki hutan produktif milik masyarakat setempat.
Memasuki hutan yang pertama |
Di hutan yang pertama ini banyak ditemui pohon Kopi, Jati, Mahoni, dan Pepohonan lainnya yang saya tidak tau nama nya hehee.... Didalam hutan yang pertama ini akan terbagi 2 jalur ke kanan sedikit lebih cepat naik ke atas dan ke kiri sedikit memutar tapi ada sumber air dari pipa warga yang bocor jadi bisa isi ulang botol air heheee.
Setelah 2 jam perjalanan pendakian kita akan menemui kebun warga yang kedua yang banyak di tanami kacang-kacangan, sawi, cabai, bawang, tomat dll.... dan pada akhirnya kami terdampar di sebuah gubuk warung yang menjual indomie rebus dan kopi
warung ini terletak di paling ujung di batas perkebunan warga dan hutan lindung jaraknya kurang lebih sekitar 2,5 jam sampai dengan 3 jam pendakian dari pos 1. lumayanlah disini tersedia kopi, teh, indomie rebus, kerupuk dan cemilan ringan. Ditempat ini kami di ceritakan oleh pemilik warung mengenai Gunung Karang dan cerita mistisnya. Di Gunung karang sering muncul penampakan seorang kakek yang berjenggot panjang mengenkan jubah dan itulah yang di percaya masyarakat setempat sebagai penjaga gunung karang dan sering menolong pendaki yang tersesat, setelah diceritakan oleh pemilik warung dan mempertimbangkan nya kami memilih untuk bermalam ditempat ini (Gunung Karang Sangat Sepi ).
Siang pun berganti malam, udara dingin mulai menusuk kulit. Dari tempat camp terlihat gemerlap cahaya kota Pandeglang, Serang, Cilegon. dan malam pun di isi dengan keakraban dan canda tawa bersama sambil menikmati gorengan tempe, indomie rebus dan secangkir kopi hangat yang begitu terasa nikmat sambil menikmati alam sekitar.
Gemerlap Cahaya Kota Serang, Pandeglang dan Cilegon |
Dan ahirnya sang mentari keluar dari peraduannya
Hangatnya mentari pagi
Sebelum kita melanjutkan pendakian kita sarapan sambil menunggu sang pemilik warung datang, heheee maklum mau nitip barang bawaan biar ga terlalu berat ckckckck. setelah sarapan kemudian diisi dengan pemanasan sebelum memulai pendakian... trek nya lumayan broo heheee, bikin dengkul gemeteran,,,, dan mulai lah masuk hutan yang rapat dan masih alami...
hutannya masih cukup lebat mungkin salah satunya karena mistisnya atau adat istiadat setempat jadi tidak banyak yang berani menebang pohon sembarangan di hutan ini, masih banyak dijumpai pohon yang berdiameter besar dan banyak lumut yang bergelantungan di atas pohon menandakan sebagai hutan hujan tropis dan bersuhu lembab. Di dalam hutan ini banyak ditemui bunga anggrek dan aneka tumbuhan lainnya. pendakian dari tempat camp sampai menuju puncak kurang lebih memakan waktu 3 jam karena trek yang cukup sulit. didalam hutan terasa sangat sejuk karen rimbunnya pepohonan dan tentunya tetap hati hati karena cukup banyak ditemui lintah atau pacet ditempat yang lembab.
Sumur 7 Puncak Gunung Karang |
Photo Bersama Dipuncak G Karang Rizki, Bang Ade, Gilang, Zainal, Iyan Bayong, Evan K, Yun, Ipin, Fara |
0 comments:
Post a Comment