Wednesday, 24 February 2016

Mendaki Gunung Karang

PENDAKIAN GUNUNG KARANG
 OPERASI BERSIH DAN BAKTI SOSIAL
BERSAMA APEX BANTEN

Gunung Karang Berdiri tegak di wilayah kabupaten Pandeglang Mempunyai ketinggian sekitar 1.778 MDPL terletak di sebelah selatan Kota Serang Propinsi Banten. Pada saat ini telah menarik perhatian oleh banyak orang untuk melakukan kegiatan pendakian umum maupun untuk pendakian wisata ziarah karena memiliki tempat keramat dan sumur 7 di puncaknya, walau gunung ini terbilang tidak terlalu tinggi namun memiliki tantangan dan tingkat kesulitan yang lumayan berat buat saya heheee, dalam menyusuri jalan menuju puncak menjadi tantangan dan cerita tersendiri yang tak dapat dilupakan. Pada umumnya jalur pendakian Gunung Karang yang diketahui ada 2 jalur, yang pertama melewati Desa Kaduengang, jika dari arah serang mulai masuknya dari jalan raya Serang-Pandeglang lurus melewati Baros dan Pertigaan tugu ada Alfamart sebelah kiri Ds Juhut terus lurus naik sampai Ds Kaduengang. yang kedua Jalur Pagerwatu/Ciekek. Karena judulnya Operasi Bersih Dan Bakti Sosial di Ds Kaduengang inilah kita memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar.


  • Kami Memilih Jalur Pendakian Kaduengang

Desa Kaduengang
Jalur Kaduengang merupakan jalur pendakian paling digemari oleh para pendaki karena trek menuju puncak lebih pendek namun memiliki trek begitu menantang. Di desa ini juga para pendaki dapat melihat indahnya gemerlap kota Serang, Pandeglang dan Cilegon sampai terlihat Pelabuhan Merak. Waktu tempuh dari Kaduengang biasanya akan mengahabiskan 5 - 6 jam untuk mencapai Puncak Sumur Tujuh tergantung kondisi cuacanya. Setelah anda datang ke Desa Kaduengang, pendakian dimulai dengan jalan desa yang menanjak, pos 1 ditandai dengan adanya menara tower dekat rumah salah satu sesepuh yang dapat pendaki minta untuk memimpin ziarah.

Rumah Sesepuh Kaduengang / Juru Kunci Gn Karang
Sesepuh Ds atau Juru Kunci G Karang Memberikan nasehat

sebelum melanjutkan pendakian disarankan agar berziarah terlebih dahulu ke makam atau petilasan Pangeran TB. Jaya Raksa ( entahlah itu makam atau sekedar tempat petilasan yang pasti suasana mistis gunung karang sudah terasa.....), makam atau petilasan yang kita ziarahi tersebut berada tepat di sebelah kanan jalur pendakian Kaduengang. Baru pertama kali kita naik gunung di sarankan untuk ziarah terlebih dahulu dan disambut suasana mistis hihihiiiii serem.... tujuannya sih satu ya untuk keselamatan.

Makam atau petilasan TB. JAYA RAKSA

Setelah berziarah barulah kita benar benar memulai pendakian.... ayyooo semangat naik... heheee, baru mulai masih semangat 45 belum capek soalnya hihiiii.

Awal pendakian seperti biasanya kita akan melewati kebun-kebun warga yang bertani di lereng gunung, pertanian biasanya merupakan sumber usaha utama bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung dan disinilah awal kita merasa merdeka karena terputus dari dunia luar ( kerjaan,bos, panggilan meting mendadak, tagihan kredit dan masalah lainnya yang timbul akibat bunyi dering handphone heheeee). Suasana dan udara yang sangat segar dan sejuk khas pegunungan menjadi salah satu kenikmatan ketika kita mendaki gunung. Setelah kita berjalan selama kurang lebih 1 jam melewati perkebunan yang pertama kemudian kita akan memasuki hutan produktif milik masyarakat setempat. 

Memasuki hutan yang pertama
Di hutan yang pertama ini banyak ditemui pohon Kopi, Jati, Mahoni, dan Pepohonan lainnya yang saya tidak tau nama nya hehee.... Didalam hutan yang pertama ini akan terbagi 2 jalur ke kanan sedikit lebih cepat naik ke atas dan ke kiri sedikit memutar tapi ada sumber air dari pipa warga yang bocor jadi bisa isi ulang botol air heheee.

Setelah 2 jam perjalanan pendakian kita akan menemui kebun warga yang kedua yang banyak di tanami kacang-kacangan, sawi, cabai, bawang, tomat dll.... dan pada akhirnya kami terdampar di sebuah gubuk warung yang menjual indomie rebus dan kopi

warung ini terletak di paling ujung di batas perkebunan warga dan hutan lindung jaraknya kurang lebih sekitar 2,5 jam sampai dengan 3 jam pendakian dari pos 1. lumayanlah disini tersedia kopi, teh, indomie rebus, kerupuk dan cemilan ringan. Ditempat ini kami di ceritakan oleh pemilik warung mengenai Gunung Karang dan cerita mistisnya. Di Gunung karang sering muncul penampakan seorang kakek yang berjenggot panjang mengenkan jubah dan itulah yang di percaya masyarakat setempat sebagai penjaga gunung karang dan sering menolong pendaki yang tersesat, setelah diceritakan oleh pemilik warung dan mempertimbangkan nya kami memilih untuk bermalam ditempat ini (Gunung Karang Sangat Sepi ).

Siang pun berganti malam, udara dingin mulai menusuk kulit. Dari tempat camp terlihat gemerlap cahaya kota Pandeglang, Serang, Cilegon. dan malam pun di isi dengan keakraban dan canda tawa bersama sambil menikmati gorengan tempe, indomie rebus dan secangkir kopi hangat yang begitu terasa nikmat sambil menikmati alam sekitar.
Gemerlap Cahaya Kota Serang, Pandeglang dan Cilegon

Dan ahirnya sang mentari keluar dari peraduannya 
Hangatnya mentari pagi

Sebelum kita melanjutkan pendakian kita sarapan sambil menunggu sang pemilik warung datang, heheee maklum mau nitip barang bawaan biar ga terlalu berat ckckckck. setelah sarapan kemudian diisi dengan pemanasan sebelum memulai pendakian... trek nya lumayan broo heheee, bikin dengkul gemeteran,,,, dan mulai lah masuk hutan yang rapat dan masih alami... 

hutannya masih cukup lebat mungkin salah satunya karena mistisnya atau adat istiadat setempat jadi tidak banyak yang berani menebang pohon sembarangan di hutan ini, masih banyak dijumpai pohon yang berdiameter besar dan banyak lumut yang bergelantungan di atas pohon menandakan sebagai hutan hujan tropis dan bersuhu lembab. Di dalam hutan ini banyak ditemui bunga anggrek dan aneka tumbuhan lainnya. pendakian dari tempat camp sampai menuju puncak kurang lebih memakan waktu 3 jam karena trek yang cukup sulit. didalam hutan terasa sangat sejuk karen rimbunnya pepohonan dan tentunya tetap hati hati karena cukup banyak ditemui lintah atau pacet ditempat yang lembab.

Sumur 7 Puncak Gunung Karang
Sesampainya di puncak gunung kami menikmati bekal yang sudah dibawa dari bawah, dan mengambil air dari sumur 7, kemudian di lanjutkan dengan bersih bersih sampah dan ditutup dengan ziarah. ( via zainalelarifin02.blogspot.co.id )

Photo Bersama Dipuncak G Karang
Rizki,  Bang Ade, Gilang, Zainal, Iyan Bayong, Evan K, Yun, Ipin, Fara



Mendaki Gunung Karang Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment

Unggulan

Mengelilingi Pulau Liwungan Banten

Popular On This Week